SUKA DUKA SEORANG GURU
Pekerjaan dan profesi saya saat ini
adalah seorang guru, yakni sebuah pekerjaan yang penuh pengorbanan dan
perjuangan panjang untuk menggapainya. Pada awlanya alur sekolahku berada di
luar reng seorang guru, yakni dari SD, MTsN, MAN, dan D2
PAI. Walaupun berangjat dari luar jalur seorang guru, Alhamdulillah D2
Pendidikan Agama Islam dapat aku selesaikan dengan lancar dan tepat waktu.
Pada tahun 1997 aku mulai masuk program D2 PAI.Persyaratannya mengikuti program D2 PAI tersebut harus mempunyai
pengabdian menjadi seorang pendidik ( Sukwan ). Dengan syarat utama tersebut
aku mengabdi menjadi seorang guru di lembaga pendidikan naungan LP Ma’arif
yaitu MI Roudlotul Syarif yang berdomisili di Jatiprahu.. Pengabdian di
madrasah tersebut aku jalani mulai tahun 1997, hal itu aku lakukan dengan penuh
kesabaran, di tiap bulannya aku mendapat HR Rp. 30.000,00 itu pun kalau ada
hari libur tidak diberikan. Dengan kenyataan seperti itu aku tidak gentar yang
penting aku bisa menyelesaikan sekolahku dengan tuntas dan lancar, itulah
prinsip dalam hidupku. Di madrasah ini pagi harinya aku mengajar RA dan
siangnya mengajar di MI, rasanya senang sekali menghadapi anak – anak yang
lucu, polos dan jujur yang membuatku selalu riang, happy dan santai.
Alhamdulillah pada
tahun 2000 aku selesai mengikuti program D2 PAI.selesai wisuda aku mendapat tawaran
untuk sukwan diMI Plus Wali Songo.Tanpa berpikir panjang aku langsung
menerimanya.Karena MI plus Wali Songo
Trenggalek sebuah lembaga yang langsung dibawah naungan Kantor Departemen
Agama yang pastinya kedepannya lebih baik, bisa dikatakan lebih maju, karena lokasinya berada di kota yaitu
sebelah timur alon – alon yang merupakan jantung kota Trenggalek. Di Mi Wali
Songo posisi aku juga masih sebagai guru sukwan, tetapi pekerjaan tersebut
tetap aku jalani dengan penuh keikhlasan dan perasaan yang selalu senang dan
senang , sehingga tidak menjadikan beban berat pada diriku. Dimanapun saya
mengajar saya akan tetap bersemangat dan berusaha melakukan hal yang terbaik.
Pengabdianku di MI Wali Songo kurang
lebih selama 5 tahun. Pada tahun 2005 ada pendaftaran CPNS.Waktu itu aku memilih jadi Guru Agama Islam SD
karena peluangnya cukup banyak dibandingkan yang lain.Ada 30 pendaftar waktu
itu,dan yang diambil 10.Alhamdulillah….ya Allah aku dapat terjaring CPNS.Antara percaya dan tidak saya bisa terjaring
CPNS.Syukur yang tak terkira saya panjatkan kehadirat Allahu Robbi.Pasrah
kehadirat Allah telah membuahkan hasil yang indah.Allahu Akbar.Sungguh saya
tidak membayangkan sama sekali akan ikut pemberkasan CPNS.
Setelah
pemberkasan saya masih tetap mengajar di MI Plus Wali Songo.Hatiku pun dag dig
dug menunggu datangnya SK.Akhirnya yang aku tunggu tunggu pun datang,aku
mendapat undangan penerimaan SK.Panas dingin badanku menunggu giliranku
dipanggil untuk menerima SK.Tiba giliranku dipanggil menerima SK,tanganku
bergetar menerima amplop coklat yang berisi SK penempatan.Kubuka amplop
coklatku,kubaca dan kubaca disitu tertuliskan mendapat tugas sebagai guruAgama
Islam,di SD Islam Jombok,yang berada diwilayah Kecamatan
Pule,Kab.Trenggalek.Denagan jarak tempuh kuang lebih 25 km dari rumah.
Sebuah tempat yang belum pernah aku tahu.Alhamdulillah ……ya Allah dari
10 orang temanku yang mendapatkan SK di Kec.Pule,aku mendapatkan tempat yang
paling dekat sendiri.Menjadi seorang guru di pedesaan merupakan karunia dari
Allah yang pantas kita syukuri.Mengapa demikian? Pertama,tidak semua orang mau
menjadi guru di pedesaan yang notabene jauh dari keramaian dan pusat
informasi,Kedua,menjadi guru di pedesaan harus bisa membaur dengan masyarakat
sekitar.
Hari
pertama saya di SD Islam Jombok,Pule penuh dengan kenangan.Dimana saya masuk
kelas demi kelas untuk perkenalan,muridmya rata-rata dibawah 10 siswa tiap
kelas.Pada awalnya belum terbiasa mengahadapi siswa di pedesaan amat sangat
jauh berbeda dengan murid-murid di kota.Baik dari cara berpakaian,berbicara,dan
sopan santun amat sangat jauh berbeda.T.ak terasa hari berganti hari,bulan
berganganti bulan,tahun berganti tahun.Dua tahun sudah di SD Islam Jombok,Pule.
Pada
bulan Juli 2007 saya mendapat SK mutasi ke MIM Jombok,yang lokasinya lebih
dalam lagi.Aku harus beradaptasi lagi dengan lingkungan yang baru.Alhamdulillah
di MIM Jombok ini muridnya lebih banyak diandingkan di SD Islam.Pada tahun 2011
aku mencoba mengajukan mutasi ke daerah dataran,tapi belum berhasil.dengan
penuh sabar aku jalani perjalanan hidupku ini,aku yakin suatu saat pasti aku
bisa bergeser.Alhamdulillah di tahun 2017 aku mendapat SK mutasi di MIN 2
Trenggalek.
Propesi guru itu sangat
meneyenangkan. Walaupun terkadang ada duka tetapi tentu saja ada banyak
sukanya. Kita bisa mengajar dan mendidik para generasi penerus yang insyalloh
akan menjadi ladang amal kita, tugas seorang guru sangat mulia bahkan mendapat
sebutan pahlawan tanpa jasa. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru dituntut
untuk dapat memahami dan mendidik peserta didiknya dengan baik. Karena dengan
memahami masing-masing karakteristik peserta didik guru dapat menjalankan
tugasnya dengan baik.
Telah dituliskan di atas bahwa
menjadi seorang guru tidak semua menyenangkan tetapi ada juga dukanya. Jika
guru tersebut mempunyai niat yang ikhlas untuk menularkan ilmu yang
dimilikinya, maka ia akan banyak sukanya daripada dukanya. Tugas seorang gurur
sebenarnya sangat berat, karena menjadi sorotan masyarakat. Bertindak salah
sedikit maka akan mempunyai efek yang besar. Berhasil atau tidaknya peserta
didik juga tergantung dari seorang pendidik. Menjadi seorang gruru haruslah
mempunyai pedoman dicontoh dan di tiru serta di jadikan cermin oleh peserta
didiknya, atau lebih luwesnya jadilah guru yang bisa di gugu dan di tiru oleh
semua peserta didiknya.
Menjadi duka seorang guru juga jika
peserta didiknya tidak lulus dan tidak memenuhi standart kelulusan, maka guru
tersebut merasa sedih karena ia tidak bisa mendidiknya dengan baik, walaupun
tidak 100% kelulusan peserta didik ditentukan dari seorang guru. Jika pesreta
didik tersbut lulus bahkan mencapai prestasi yang baik, bukan Cuma peserta
didik dan orang tua yang senang, tetapi guru yang mendidiknya juga senang dan
bangga. Dan betapa senangnya hati seorang gurur jika peserta didik yang sudah
lulus ( alumni ) masih mengingat dan menegurnya ketika bertemu, bahkan mengikut
apa-apa saja yang disampaikan dulu semasa menjadi peserta didiknya ternyata
berguna dan bermanfaat bagi kesuksesannya. Semakin sukses atau ( berhasil )
seorang peserta didik ketika berada di masyarakat, maka semakin senang seorang
guru yang telah mendidiknya.
Dengan semua suka dukaku menjadi
seorang guru yang telah aku alami selama ini, mudah mudahan semua alumni MIM
Jombok dapat berguna bagi nusa, bangsa,
dan agama yang sekalugus menjadi panutan suri tauladan untuk masyarakat,
khususnya di lingkungan MIM Jombok dalam
segala tindakan dan perbuatan sehari hari. Amin... yarobbal Alamin.
Ditulis oleh : Nurkhayati, S.Pd.I